Senin, 04 Januari 2010

solusi liberal vs islam

Sampai detik ini wabah mematikan HIV/AIDS belum juga ditemukan obatnya. Penyakit menular seksual ini pertama kali ditemukan di dunia pada tahun 1978, pada seorang homoseks asal San Fransisco. Dan di Indonesia sendiri pertama kali penyakit ini ditemukan pada tahun 1987 oleh turis asal Belanda. Penyakit yang menduduki ranking ke empat penyebab kematian terbesar di dunia ini, jumlah penderitanya terus bertambah tiap tahunya. Dari data yang di lansir oleh DEPKES RI akhir juni 2009, secara kuantitatif tercatat 17.699 penderita AIDS, angka ini meningkat delapan kali lipatnya dibanding tahun 2007 yang berkisar 2.947.
Akar masalah
Karena hingga sekarang penyakit ini belum juga ditemukan obatnya, maka untuk menyelesaikan masalah ini ditempuhlah jalan pencegahan, dengan cara mengadopsi strategi Harm Reduction yang digagas oleh WHO dan UNAIDS. Strategi ini meliputi: kondomisasi, subtitusi metadon, dan pembagian jarum suntik steril.
Kampanye harm reduction memang banyak didengung- dengungkan [seolah-olah hanya ini solusi untuk menanggulangi AIDS] terutama tiap tanggal 1 Desember yang diperingati sebagai hari AIDS se-dunia. Benarkah strategi harm reduction ini akan dapat menyelesaikan secra tuntas kasus HIV/AIDS, jika iya kenapa justru penderita HIV/AIDS terus bertambah tiap tahunya, seperti data yang dilansir DEPKES diatas.
Jawabanya adalah sejatinya strategi harm reduction ini tidak menyentuh akar masalahnya HIV/AIDS, tapi justru semakin menambah masalah. Kita lihat saja strategi kondomisasi yang termaktub kedalam butir-butir harm reduction, telah membuat budaya seks bebas semakin menyebar luas. Ini karena kondom dijadikan solusi bagi masyarakat yang ingin melalukan seks dengan aman, tanpa harus takut tertular HIV/AIDS.
Padahal sejak awal kondom tidak didesain untuk alat pencegah HIV/AIDS, tapi sebagai alat kontrasepsi. Dari hasil konferensi AIDS di Chiang Mai, thailand pada tahun 1995 menyebutkan bahwa poro-pori kondom memilik diameter 1/60 mikron, sedangkan ukuran virus 1/250 mikron. Jika dihitung dengan rumus luas lingkaran, perbandingan ukuran luas kondom dan virus adalah 22:1. artinya dengan mudah virus bisa menembus pori-pori kondom.
Disisi lain strategi metadon dan pembagian jarum suntik steril pada hakikatnya tetap membahayakan. Karena semua subtitusi tersebut tetap akan menimbulkan ganguan mental [Hawari, D, 2004]. Selain itu metadon tetap memiliki efek adiktif [bagian farmologi, FK, UI, Jak, 2003]
Solusi dalam islam
Seks bebas dan penggunaan jarum suntik ditengarai menjadi penyebab utama penyebaran HIV/AIDS. Sebagai akibat diterapkanya leberalisme dan sekularisme. Dimana kebebasan manusia diberi hak mutlak. Sedang disisi lain peran agama dimarjinalkan dari kehidupan. Al hasil prilaku manusia jadi tak terkendali, yakni prilaku rendah melebihi rendahnya binatang.
Islam sebagai sebuah ideologi yang terdiri dari akidah dan aturan menawarkan solusi yang jitu untuk menyelesaikan masalah HIV/AIDS ini.
Akar masalah dari HIV/AIDS bermula karena tidak diaturnya pergaulan laki-laki dan perempuan dengan sebuah sistem yang shohih yang tetap menjaga kehormatan manusia.
Dalm islam pergaulan antara laki-laki dan perempuan diatur sedemikian rupa, dengan aturan yang shohih yag bersumber dari sang Kholik. Begitupun islam memberi sanksi yang tegas untuk tiap individu yangmelanggar aturan ini. Aturan pergaulan dalam islam itu diantaranya:
Pertama : islam memisahkan laki-laki dan perempuan menjadi kehidupan khusus dan umum. Para perempuan ada dalam kehidupan yang khusus{ misal, rumah}, sedang laki-laki ada dalam kehidupan umum. Keduan jenis makhluk ini tidak boleh berinteraksi, kecuali jika ada diantara kedua jenis makhluk ini tengah berproses untuk menikah, itupun dengan tetap menjaga interaksi selama proses sesuai dengan ketentuan syara’.
Kedua : islam memberi batasan yang tegas mengenai aurat laki-laki dan perempuan. Yakni bagi laki-laki auratnya sebatas pusar hinga lutut. Sedang bagi perempuan seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Selain itu islam juga memerintahkan bagi para perempuan mengenakan jilbab{jubah} dan kerudung saat mereka hendak keluar rumah atau di depan orang asing baginya{bukan muhrimnya}.
Ketiga : islam memerintahkan untuk menundukkan pandagan serta menjaga kemaluannya{an Nuur : 30-31}
Selain memberikan aturan yang rinci seperti ini, islam juga memberikan sanksi untuk menjaga agar aturan ini tetap diberlakukan an untuk menghukum siapapun yang melanggarnya. Diantara sanksi itu adalah :
islam melarang untuk mendekati zina{al isro:32}. Bagi siapapun yang melanggarnya dengan berbuat zina islam memberlakukan hukuman rajam sampai mati atas pezina yang pernah menikah. Sedangkan yang belum menikah dia tidak hanya dihukum cambuk, tapi juga diasingkan. Pun dalam masalah narkoba, islam memberikan sanksi yang berat atas para pengguna narkoba. Karena selain memang barang haram. Narkoba terbuka menjadi alat efektif dalam penyebarluasan HIV/AIDS.
Inilah akibatnya ketika islam dicampakkan dari kehidupan. Manusia jadi kehilangan alih-alih mewujudkan kemaslahatan, yang terjadi malah kesengsaraan. Itu karena kekuatan manusia sebagai makhluk, ia tidak mampu memahami hakikat dirinya dan juga kehidupan ini. Yang tau semua itu hanyalah Allah zat yang telah menciptakan manusia. Dialah yang paling mengerti tentang manusia, sudahlah pasti aturan yang Dia ciptakan menentramkan hati manusia, memuaskan akalnya dan sesuai dengan fitrahnya.